Jejak di Balik Jaring Baja: Sebuah Kisah di Surabaya
Mentari pagi Surabaya bersinar terang, menyelimuti kota yang tak pernah tidur ini dengan semangat baru. Di tengah riuh rendah aktivitas pasar dan deru kendaraan di jalanan, seorang pria paruh baya berdiri di depan gudang besar bertuliskan “Surya Baja Mandiri”. Pak Seno, begitu namanya dikenal, adalah pemilik toko bahan bangunan terbesar di kawasan Surabaya Utara.
Ia telah berkecimpung di dunia konstruksi selama lebih dari dua dekade, menyaksikan perkembangan Surabaya dari kota yang padat menjadi metropolitan yang modern. Namun, pagi itu berbeda. Ada sebuah proyek besar yang tengah mengguncang kehidupannya: pembangunan jalan raya baru yang menghubungkan pusat kota dengan wilayah pelabuhan.
“Pak Seno, saya butuh 500 lembar wiremesh ukuran M8. Bisa disiapkan dalam seminggu?” suara lantang dari seorang pria muda membuyarkan lamunan Pak Seno.
“500 lembar? Itu jumlah yang besar, Mas Rama. Proyek Anda pasti luar biasa besar,” ujar Pak Seno sambil mengusap dagunya.
Rama, seorang kontraktor muda yang penuh ambisi, mengangguk mantap. “Iya, Pak. Ini proyek pemerintah untuk mempercepat akses ke pelabuhan. Dan saya tahu, hanya di sini saya bisa mendapatkan wiremesh berkualitas terbaik di Surabaya.”
Pak Seno tersenyum. “Kamu tahu pilihan yang tepat. Di Surabaya, kami dikenal sebagai pusat distribusi wiremesh. Tapi, kenapa harus wiremesh? Kenapa bukan tulangan besi biasa?”
Rama tersenyum penuh percaya diri. “Efisiensi, Pak. Wiremesh itu cepat dipasang, kuat, dan biaya pemasangan lebih murah. Dengan ukuran M8, saya yakin jalan ini akan kokoh bertahun-tahun.”
Pak Seno terkesima. Pemuda ini mengingatkannya pada masa mudanya dulu—penuh semangat dan tak gentar menghadapi tantangan.
Jaring Baja yang Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Depan
Malam itu, setelah toko tutup, Pak Seno duduk di kantor kecilnya sambil membuka catatan lama. Di sana tertulis proyek-proyek yang pernah ditanganinya, lengkap dengan detail bahan yang digunakan. Ia teringat ketika pertama kali wiremesh masuk ke pasaran Surabaya. Banyak kontraktor meragukan kekuatan dan efisiensinya. Namun, waktu membuktikan sebaliknya.
Ia membuka catatan harga terbaru yang baru saja diterimanya dari pemasok:
| Ukuran Wiremesh (M) | Berat per Lembar (kg) | Harga per Kg (Rp) | Harga per Lembar (Rp) |
|---|---|---|---|
| 6 | 34,76 | 11.050 | 384.100 |
| 8 | 61,79 | 11.050 | 682.800 |
| 10 | 96,54 | 11.150 | 1.076.450 |
“Wiremesh M8 dengan harga Rp 682.800 per lembar... dengan jumlah yang Rama minta, ini bukan pesanan kecil,” gumam Pak Seno sambil mencatat angka-angka di bukunya.
Ia teringat proyek-proyek lama, dari pembangunan jembatan Suramadu hingga renovasi gedung perkantoran di pusat kota. Semuanya menggunakan wiremesh, dan semuanya berhasil dengan baik.
Hari Pemasangan yang Menentukan
Seminggu kemudian, gudang Surya Baja Mandiri dipenuhi aktivitas. Truk-truk besar membawa ratusan lembar wiremesh M8 yang siap dikirim ke lokasi proyek. Rama berdiri di sana, mengawasi setiap proses dengan seksama.
Pak Seno mendekat. “Bagaimana persiapannya, Mas Rama?”
“Semua berjalan lancar, Pak. Setelah ini, kami akan langsung mulai pemasangan. Kalau semuanya sesuai rencana, jalan ini akan selesai lebih cepat dari jadwal.”
Pak Seno mengangguk, merasa bangga dan lega. Namun, di sudut hatinya, ada rasa penasaran yang belum terjawab.
“Mas Rama, saya ingin tahu... Kenapa kamu begitu percaya dengan wiremesh ini?”
Rama terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan, “Dulu, ayah saya seorang mandor proyek di Surabaya. Dia pernah bercerita tentang proyek besar yang nyaris gagal karena masalah fondasi. Saat itu, wiremesh datang sebagai penyelamat. Itu membuat saya percaya bahwa di balik jaring baja ini, ada kekuatan yang lebih dari sekadar logam. Ada cerita, ada perjuangan.”
Pak Seno terharu. Cerita Rama mengingatkannya pada masa lalu yang penuh tantangan. Ia tahu, wiremesh bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang kekuatan semangat dan keyakinan.
Kekuatan yang Menyatukan
Minggu berikutnya, Pak Seno menerima kabar dari Rama bahwa pemasangan wiremesh berjalan dengan lancar dan proyek sudah mencapai tahap pengecoran. Berita itu membuat hati Pak Seno penuh kebahagiaan.
Ia menyadari bahwa wiremesh tidak hanya menghubungkan potongan-potongan beton menjadi satu, tetapi juga menyatukan orang-orang dengan tujuan yang sama: membangun Surabaya menjadi kota yang lebih baik.
Surabaya mungkin dipenuhi bangunan-bangunan tinggi dan jalan-jalan lebar, tetapi di balik semua itu, ada kekuatan yang tak terlihat. Kekuatan dari setiap lembar wiremesh Surabaya yang menopang masa depan kota ini. Dan di tengah hiruk-pikuk pembangunan itu, ada orang-orang seperti Pak Seno dan Rama yang terus menjaga agar setiap jaring baja ini tetap kuat, menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan.
“Surabaya akan selalu tumbuh, dan di setiap pertumbuhannya, wiremesh ini akan menjadi saksi,” pikir Pak Seno sambil menatap matahari terbenam di atas kota yang dicintainya.
Pages :
Posting Komentar